Bab terakhir

Kau ingat saat kita saling tersenyum lalu berkenalan? Kau ingat saat kita duduk di tepian senja? Kau ingat saat kita termangu di rintik hujan? Kau ingat saat kita saling menggenggam tangan seakan tidak mau melepas? Kau ingat saat kita saling mengkhawatirkan? Kau ingat saat kita dengan kejamnya dipisahkan jarak? Kau ingat saat kita mencoba bertahan meski tiada tahu kapan lagi bisa saling menatap? Kau ingat saat kita saling mengingatkan untuk mengingat satu sama lain? Kau ingat saat kita menjadi jarang berbincang? Kau ingat saat kita semakin menghilang? Hingga akhirnya aku memutuskan menjadi algojo yang memaksa untuk membunuh semua rasa ini.

Bukan jarak yang membuatku melepas, tapi kenyataan bahwa entah kapan kita bisa bertemu lagi. Bukan jarak yang membuatku menyerah, tapi kenyataan bahwa akan sangat menyakitkan jika terjadi sesuatu yang buruk padamu dan aku tidak bisa ada di sebelahmu. Bukan jarak yang membuatku menghilang, tapi kenyataan bahwa aku tidak bisa meminjamkan pundak saat kau bersedih.

Setiap kali aku memejamkan mata, selalu terasa kau ada di sebelahku, dan setiap kali aku membuka mata, rasa sakit jauh darimu tidak dapat terelakkan. Hingga entah kapan aku harus bertahan? Hanya mampu memandangi bintang dan berharap kau memandangi bintang yang sama. Hanya mampu mendoakanmu di setiap ibadahku. Hanya mampu mencintaimu tanpa bisa melakukan yang terbaik untukmu. Ini sungguh menyiksa.

Mungkin lebih baik rasa ini dibunuh seketika daripada memudar perlahan. Kelak kau akan mengerti mengapa aku memilih untuk mengikhlaskanmu pada seseorang yang sanggup berada di sampingmu kapan pun kau membutuhkan pelukan. Jangan menangis, sayang, bukan itu yang ingin aku ingat dari akhir sebuah kisah indah. Kenanglah bagian terbaik dalam hidup kau dan aku ketika kita bisa saling berpegang tangan, saling merasakan cinta, dan  saling tersenyum di hadapan satu sama lain karenanya. Syukurilah Tuhan pernah mempertemukan kita, lalu melangkahlah lagi dengan segenap kekuatanmu. Lanjutkan hidupmu, berbahagialah. Maaf, aku tidak bisa menjadi seseorang yang lebih baik untukmu. Terimakasih perjalanannya, singkat namun menyenangkan.

Share:

0 comments