Saya Takut Kehilangan Dia

Saya bangun dengan mata bengkak. Peristiwa pagi itu membuat saya tidak merasa terlalu baik. Saya telah melepaskan seseorang, karena dia lebih pantas mendapatkan seseorang yang lebih baik dari saya. Dia pantas mendapatkan wanita yang mau mendengar ceritanya, mau mengerti kesibukannya, mau selalu dekat dengannya, dan juga tidak seperti anak kecil. Saya membiarkan dia melepaskan tangannya dari genggaman saya. Dia pantas lebih bahagia dan pantas mendapatkan yang lebih baik.

Berat. Miris. Tidak berlebihan kan kalau saya mengatakan perasaan saya ke dia selalu tumbuh setiap hari. Perkenalan kami memang singkat dan untuk menghilangkan kebiasaan mendengar suaranya ataupun berbalas pesan dengannya terasa amat sulit.

Saya tidak pernah mencoba untuk larak-lirik, liat kanan-kiri terhadap pria lain. Dirumah, saya makan lalu kadang tidur siang. Berlanjut malam, saya mengerjakan tugas tanpa harus menghiraukan sms gajelas dari pria-pria aneh dan misscall berkali kali dari nomor tak dikenal. Sebelum tidur, saya berdoa dan kadang utak atik hp dan kadang membaca sms dari dia yang terimpan di folder. Terlihat monoton, tapi saya tidak pernah merasa monoton jika bersama dia.

Inilah bodohnya saya, saya menghindari pria-pria aneh itu. Sekarang, saat saya merasa tidak terlalu baik, saya kebingungan untuk meluapkan semuanya pada siapa.

Hari ini terasa berat. Saya benar-benar kebingungan mengatasi rasa kangen. Mungkin dia tidak serapuh dan sebodoh saya . Saya tidak mengkhawatirkan keadaan saya sekarang, tapi saya mengkhawatirkan keadaan dia. Saya takut hatinya dimiliki orang yang salah. Saya takut dia disakiti. Saya takut dia tidak bahagia. Saya takut kehilangan seseorang yang tidak saya miliki :(

with love :(
(A.W)

Share:

0 comments