Ketika Kamu Tidak Peduli

"Mas, apa kamu benar benar sayang sama aku?" 
"Mengapa kau bertanya seperti itu?tentu saja aku sayang sama kamu" 
"Tapi aku ragu,"
"Apa yang kamu ragukan dek?" 

Aku terdiam, tangan lembutnya menggenggam tanganku. Tatapan matanya yang tajam membuatku tak bisa menahan air mata, aku kangen tatapan itu, tatapan saat pertama kali kau menyatakan cinta padaku. 

"Adek, gak percaya sama mas?" 
"Bukan itu, tapi..." 
"Tapi apa?" 
"Tapi mas selalu cuek sama aku, mas gak pernah memikirkan aku, mas ga peduli dengan aku, gak peduli dengan semua yang aku lakukan, bahkan mas gak pernah cemburu saat aku mengatakan akan pergi dengan cowok lain, apa itu yang namanya sayang? mas sudah berubah, gak seperti dulu lagi !!" 

Emosi ku sudah tak bisa terkontrol lagi, air mata semakin deras menetes dipipiku, dia hanya terdiam. mungkin sedikit kaget mendengar omonganku yang agak berteriak. 

"Kenapa kau hanya diam mas? apa kamu sudah gak sayang lagi sama aku?" 
"Adek tenang dulu yah" 
Dia tak menjawab apapun, ditariknya badanku dan dibiarkannya bersandar dibahunya yang lapang, aku merasakan detak jantung yang tak beraturan. Aku bosan, dan aku benar benar jenuh. 

Hubungan ku dengan kekasihku terasa sangat datar dan biasa biasa saja. 
awalnya aku sangat bahagia, karena dia seorang pria yang sangat sempurna bagiku. dia dewasa, perhatian, pengertian, setia dan slalu membuatku tersenyum. tak pernah sedikitpun dia marah padaku. bahkan dia tak pernah sedikitpun melarang aku bergaul dengan siapa saja. aku senang, karena dia tidak membatasi aku dalam berteman. 

tapi 5 bulan berlalu semua masih seperti itu, bahkan aku merasa sikapnya menjadi semakin acuh dan seperti tak peduli lagi dengan apa yang aku lakukan. aku mulai ragu akan sikapnya, terlebih dia tak pernah merasa cemburu saat aku bilang akan pergi dengan cowok lain. apa itu yang namanya sayang ? malam itu aku tak bisa tidur, Dalam hatiku masih tak tenang, mengapa kau hanya diam mas, mengapa tak kau jawab? apa benar kau sudah tak sayang lagi sama aku ? 

pagi itu aku terbangun karna sinar mentari menelusup masuk kamar ku melalui ventilasi diatas jendela. mataku masih sembab, tadi malam aku menangis hingga tertidur. kembali teringat peristiwa semalam, tapi aku tak bisa menangis lagi. mungkin karena air mataku sudah habis kukuras semalam. 

drrt.. drrt...  
1 pesan singkat kuterima pagi itu, aku masih terbaring diatas tempat tidur, kuraih handphone diatas meja dekat tempat tidurku dari "sayang,,," 

" bukannya aku aku sudah tak sayang lagi sama kamu, sampai detik ini pun aku masih sangat menyayangimu. mungkin aku gak memikirkanmu, itu menurutmu. tapi kau tau, disini aku selalu memikirkan keadaanmu, setiap saat. sebelum tidur, bangun tidur aku selalu inget kamu, tak pernah aku melupakanmu sedetikpun . mungkin aku terlalu cuek dan gak peduli denganmu, itu menurutmu, tapi kau tau aku selalu mencari tau apa yang kau lakukan diluar sana, dengan siapa dan kemana kau pergi hari ini. itu karena aku sangat mengkhawatirkan kamu. mungkin aku gak pernah cemburu, saat kau mempunyai teman pria. itu menurutmu. tapi kau tau, aku sangat cemburu dan sakit saat kau mengatakan kau akan pergi dengan pria lain, ingin rasanya aku marah, tapi percuma karena aku tak tau apa yang kamu lakukan disana. disini aku cuma bisa berdoa, semoga kamu setia dan gak macam macam disana. aku tak mau menjadi protektiv padamu, karena aku tak ingin kau menjauhiku. aku tau kamu pasti paham mana batas batasnya. modalku cuma yakin dan percaya sama kamu, sayangku..." 

tak terasa air mata menetes dipipiku, lagi. ku mengumpulkan cukup kekuatan untuk membaca kelanjutan smsnya . 
" Sejak awal aku serius menjalani hubungan ini, aku tau aku jauh dari sempurna, tapi aku pengen memberikan yang terbaik untukmu, ingin melihat mu selalu tersenyum. berusaha membuatmu senang didekatku, melindungi mu dengan segenap tenaga yang aku punya saat ini. kamu sangat berarti untuku. kamu adalah harapan ku. Sampai kapanpun aku tak akan pernah berubah, akan selalu sayang kamu. tak akan pernah berubah untuk jaga komitmen hidup bahagia dengan kamu kelak. Sayang, kamu memang kecil, tapi punya makna yang besar bagiku. sekarang masih kah kau mengijinkanku menjadi pendamping hidupmu dan menemanimu?" tanganku bergetar, air mataku tak bisa berhenti menetes, dengan segera ku balas pesan singktnya. "sayang, maafkan aku, aku tak pernah memikirkan semua ini. aku ingin kau terus menjadi pendampingku, Aku sayang kamu"


Share:

0 comments