Aanisa Rohmi

Kalau kita adalah orang yang suka berkata, ”Mungkin”, maka kita akan dianggap orang yang peragu. Tidak punya keyakinan. Tidak punya motivasi dan gairah menjalani hidup.
“Mungkin saya akan sukses”, “Mungkin saya akan selamat”, “Mungkin saya akan melalui kesulitan ini"
Bagi seorang motivator kata-kata seperti itu tak akan ada dalam kamus mereka. Kata ‘mungkin’ dianggap sebagai penghalang untuk mencapai sukses.
Tetapi dengan sedikit kreasi, kata ‘mungkin’ dapat diubah menjadi ‘kemungkinan’ yang justru akan menjadi motivasi untuk mencapai hal yang lebih baik.
Bila kata ‘mungkin’ mewakili orang yang memiliki sifat peragu, maka kata ‘kemungkinan’ mewakili mereka yang kreatif.
Orang yang kreatif akan menciptakan banyak kemungkinan untuk menghasilkan sesuatu yang lebih baik.
Orang yang kreatif akan berpikir tentang kemungkinan dari satu keberhasilan menjadi banyak keberhasilan. Dengan berpikir ‘kemungkinan’ maka akan memberikan banyak pilihan dengan apa yang harus dicapai.
Hidup tidak terpaku dengan cara pemikiran yang itu-itu saja. Tetapi harus berani berpikir untuk mencari kemungkinan lain yang berbeda. Sedikit perbedaan saja, maka sangat besar sekali perubahan yang ada.
Mungkin tulisan ini sederhana dan biasa saja, tapi kemungkinan akan membuat anda berpikir lebih kreatif.
Berapa banyak di antara kita yang mengenal dirinya? 
Apakah aku telah mengenal diriku sendiri selama ini? Ternyata aku lebih mengenal diriku yang palsu daripada diriku yang asli.
Kerap aku bicara tentang harga diri. Tapi aku tak bisa menghargai diriku dengan melakukan hal yang memalukan. 
Bukan hanya tidak menghargai diri. Tapi tidak menghargai orang lain.
Aku sadar diriku ini manusia, makhluk yang mulia diciptakan Tuhan. 
Tapi aku tetap melakukan hal yang tak pantas dilakukan sebagai manusia.
Aku yang mengaku umat beragama dimana ajarannya tentang kedamaian dan kebaikan. 
Tapi hidupnya berantakan dan masih setia dalam keburukan. 
Agama hanya menjadi pakaian atau identitas diri saja.
Aku pula yang mengaku ber-Tuhan. 
Tapi membohongi Tuhan tetap dijalankan. Aku menyembah-Nya. 
Di lain waktu juga menyepelekan. Tak segan melanggar larangannya. Lupa siapa diriku.
Apa yang aku lakukan tak sesuai dengan kepribadianku yang sejati. Karena tak sesuai perintah sang pencerah yang bersemayam di dalam diriku. Aku telah menipu diri dengan tidak berkelakuan sesuai hakekat diri yang sesungguhnya.
Aku lebih memilih hidup dengan diriku yang palsu. 
Dengan tubuh dan pikiran ini bukan dengan diriku yang sejati yang kelak akan mempertanggung jawabkan segala perbuatanku. 
Aku benar-benar tertipu hidup dengan tidak mengenal hakekat diriku yang sejati.



Selamat pagi, pagi yang cerah untuk mendapatkan udara yang segar. Look at that picture? It's me! It's me! 
Did you know guys? Aku nunggu kiriman bando itu berminggu-minggu. Gak tau kenapa nih ya semenjak tinggal di Malang aktivitasku kebanyakan menunggu. Entah itu menunggu paketan JNE/TIKI, menunggu dosen, menunggu hujan reda, menunggu orang, menunggu hal-hal lain. 
Kadang aku berpikir kenapa aku selalu jadi pihak yang menunggu bukan ditunggu? 
Gak adil banget kan? Rasanya menyebalkan kalau terus-terusan menunggu, tapi apa boleh buat untuk sesuatu yang kita inginkan, kita harus berkorban.
Contohnya nih, menunggu paketan JNE/TIKI agar dapat apa yang kita inginkan, menunggu dosen untuk dapat ilmu, menunggu hujan reda biar gak kehujanan, menunggu seseorang untuk mendapat perhatiannya.
Semuanya sih ada alasannya kalo kita tau kita nunggu untuk apa. Tapi kalau kita sudah menunggu dan hasilnya nihil atau mungkin kita sama sekali gak dihargai atas waktu kita, gimane rasanya? Pasti ada rasa muak yang terpendam.

Ibaratnya seperti ekonomi yang membahas tentang Opportunity Cost yang maksudnya itu biaya yang harus dikorbankan untuk mendapatkan sesuatu. Setiap orang kalo mau mengambil keputusan pasti harus memikiran biaya yang dia keluarkan untuk mendapatkan kesempatan yang diinginkan. 
Nah, disini aku mengorbankan waktuku hanya untuk menunggu. Terkadang aku menunggu untuk sesuatu yang sama sekali gak ada. 
Bisa dibayangin kan kalau waktu kita malah digunakan untuk menunggu yang sama sekali gak ada hasilnya dan itu terbuang percuma, seharusnya waktu yang ada kita gunakan untuk mengerjakan sesuatu yang bermanfaat. 
Faktanya, tetap saja hidup kita tidak bisa jauh dari kata "menunggu". 
Ahhhhhh, sangat menyebalkan




SAAT ANDA PUTUS ASA DAN INGIN MENYERAH,
 INGATLAH BAHWA INTERNET EXPLORER 
TIDAK PERNAH MENYERAH
Alhamdulillah, udah tahun 2014 aje. Gak kerasa ya, perasaan kemarin masih 2010 #yaelah
Gue mau terima kasih nih sama 2013 yang udah ngisi kehidupan gue selama 365 hari, yang udah bikin gue up and down. Dari yang gue takut naik prosotan sampe turun dari prosotan #abaikan
Oke sekarang serius. Well, 2013 gue sangat ekstrim, dari yang gak tau apa-apa, sekarang bisa tau. Dari yang gak pernah coba, sekarang udah coba. Contohnya nih ya, dulu pas gue ke Malang kan baru ketiga kalinya nih naik pesawat (gak tau ini gue sombong atau emang gue jarang travel) sama bokap gue, gue diajarin ini itu ini ini itu itu bla bla bla tentang tata cara awal masuk bandara sampai keluar bandara, sangking banyaknya tuh gue sampai catat di kertas kecil. Bokap nyokap gue nyuruh gue pulang sendiri dari Malang ke Kaltim, karena bokap gue mau terbang lagi ke Jakarta. Tega nian bokap nyokap, jadi selama ini gue cuma anak pungut? *drama* #abaikan
Alhasil alhamdulillah gue bisa pulang sendiri, gue hebat kan? Berani kan? Yeeeehhh.

Emmmh, di 2013 gue pernah galau abissssss gara-gara gak lolos masuk PTN, gue pernah mati-matian belajar cuma buat SBMPTN, gue rela bohongin orang tua gue demi masa depan gue, gue yang tinggal di kota orang jauh dari perantauan, gue yang kehilangan 2 sahabat gue, gue pernah nangis di kelas gara-gara pacar, gue pernah nangisin pacar di kelas, gue yang pernah bikin insiden pulang ke rumah secara tiba-tiba dengan bercucuran air mata gara-gara kelahi sama si pacar sampe nih 2 kelas tonton drama itu, gue yang disindir guru padahal gue cuma melet doang bukan bermasuk ngolok dia, gue pernah ngupil di dalam kelas, gue pernah kentut di dalam kelas, gue pernah OKE CUKUP.

Itu semua gue alamin di 2013, sebenarnya masih banyak lagi, tapi takut elo yang baca pada bosen. Intinya gue simpan baik dan buruknya 2013 gue di memori otak gue, di buku diary, di blog dan lain-lain yang bisa bikin gue flashback nantinya. Terima kasih 2013 bikin gue jadi dewasa, bikin gue bisa ngerasain ini itu rasanya gimana, walaupun lo pernah bikin gue down gue tau lo mau gue lebih kuat lagi. Gue tau gue gak bakal ketemu si 2013 lagi, tapi thanks banget gue diberi kesempatan untuk bisa menghabiskan waktu bersama orang yang gue sayang. Semoga si 2014 ini bisa bersikap baik sama gue, bisa memberikan gue kesempatan yang lebih baik lagi dari 2013. Selamat tinggal 2013, gue gak bakal lupain lo. Selamat datang 2014, lo harus bikin hidup gue lebih berwarna!




Jangan sampai ketiadaanmu pada akhirnya membuat saya merasa nyaman dan terbiasa.
Nanti kamu menyesal
Newer Posts Older Posts Home



About Me

My photo
Aanisa Rohmi
View my complete profile

Archive

  • ►  2018 (2)
    • ►  June (2)
  • ►  2017 (13)
    • ►  August (1)
    • ►  June (1)
    • ►  May (1)
    • ►  April (4)
    • ►  March (2)
    • ►  February (2)
    • ►  January (2)
  • ►  2016 (21)
    • ►  December (2)
    • ►  November (5)
    • ►  October (1)
    • ►  September (2)
    • ►  August (5)
    • ►  July (2)
    • ►  April (1)
    • ►  March (2)
    • ►  January (1)
  • ►  2015 (3)
    • ►  August (1)
    • ►  July (2)
  • ▼  2014 (13)
    • ►  December (1)
    • ►  September (2)
    • ►  August (1)
    • ►  April (2)
    • ►  March (1)
    • ▼  January (6)
      • "Mungkin" Menjadi "Kemungkinan"
      • Apakah Aku Mengenal Diriku Sendiri?
      • Menunggu Itu Menyebalkan
      • Quote #22
      • Tentang si 2013
      • Quote #21
  • ►  2013 (9)
    • ►  November (2)
    • ►  July (2)
    • ►  May (1)
    • ►  March (4)
  • ►  2012 (12)
    • ►  July (4)
    • ►  April (5)
    • ►  January (3)
  • ►  2011 (55)
    • ►  December (3)
    • ►  November (3)
    • ►  October (3)
    • ►  August (8)
    • ►  July (6)
    • ►  June (6)
    • ►  May (5)
    • ►  April (5)
    • ►  March (3)
    • ►  February (5)
    • ►  January (8)
  • ►  2010 (27)
    • ►  December (5)
    • ►  November (7)
    • ►  October (4)
    • ►  September (5)
    • ►  August (4)
    • ►  July (1)
    • ►  March (1)
Powered by Blogger.

Copyright © 2009-2020 Aanisa Rohmi. Created By OddThemes