Aanisa Rohmi

“Bagaimana aku bisa menemukan orang sepertimu lagi?”
Hujan selalu menyimpan tanda tanya. Kadang, hujan bisa juga menjadi jawaban. Dia membisu, datang malu-malu, tanpa isyarat dan kata, tiba-tiba dia mengguyur saja sesukanya, seenak hatinya. Seringkali hujan disalahartikan sebagai pembawa duka, sebagai sebab seseorang mengingat kenangannya, sebagai terdakwa yang menyebabkan seseorang takut akan takdirnya. Hujan buatku adalah penenang dalam kerinduan, pembawa air mata, dan pengingat rasa kehilangan. Selalu saja, sesuatu yang harus seseorang lupakan adalah sesuatu yang justru jauh tersimpan begitu dalam, kenangan.
***
Seorang pria, sederhana saja. Senyumnya menyimpan banyak tanda tanya, tatapannya mengganggu laju kerja otak, dan gerak-geriknya memaksaku agar tidak melewati setiap inci perpindahannya.
Lalu, semua terjadi begitu saja. Saat sapa lembutnya menjaring nyata menyentuh gendang telinga, saat percakapan kecil yang tercipta berubah menjadi deretan narasi nyata, aku dan dia, mengalir, begitu saja, seperti curah lembut hujan yang jatuh ke permukaan. Sederhana sekali, cinta memang selalu menuntut kesederhanaan.
***
Dia mengajariku banyak hal. Cara menari dalam hujan, cara tertawa dalam kesedihan, cara menghargai perbedaan, dan cara bermimpi walau dalam kemustahilan.
Seringkali aku menatapnya dalam-dalam, menyelami sejuk matanya, tercebur dalam hatinya, lalu terpeleset dalam aliran darahnya. Aku sangat ingin menjadi bagian dalam setiap detak jantungnya, aku ingin ikut berhembus saat helaan nafasnya. Tapi, apa semua ingin dan harapku akan menyentuh kenyataan?Inilah yang disebut mimpi, selalu terlalu tinggi.
Tahu-tahu, sosok dia menjadi sangat penting dalam setiap bangun pagi hingga tidur malamku. Sedetik, semenit, sejam, seharian, hanya dia saja yang begitu rajin menghampiri otakku. Aku ragu kalau dia tak punya kerjaan lain selain mengganggu pikiran dan imajinasiku.
Ah, kala itu, cinta tak lagi menjelma menjadi sesuatu yang sederhana, berangsur-angsur tingkatannya berbeda, hingga ia menjelma menjadi dua kata, luar biasa. Perasaan itu tak lagi sekedar teman biasa, tapi dia berevolusi menjadi lebih dari teman biasa.
***
Aha! Hujan ternyata masih jadi peran antagonis, dia kembali mengingatkanku padamu! Kamu yang dua tahun ini meninggalkanku tanpa pamit, tanpa ucapan selamat tinggal, tanpa isyarat dan pengungkapan.
Ah… berdosakah aku kalau masih saja memikirkanku? Dua tahun lalu, hanya kau saja yang mengajariku menghargai rintik hujan, menghargai deras rindunya, menghargai butir-butir kenangan halusnya.
Hujan kali ini, di sepotong sore yang dingin, benar-benar mengingatkanku pada rasa kehilangan, tentu saja rasa yang begitu dalam. Hilang?Saat aku berniat untuk mencari, pasti aku akan menemukan. Tapi, bagaimana aku bisa mencari orang sepertimu? Dimana aku bisa menemukan seseorang yang mau berjanji untuk tidak meninggalkanku?
Sayang. Ah! Sayang? Panggilan yang tak pernah terucap sekalipun dari bibirmu. Hujan kali ini memang deras sekali, aku tak membayangkan kamu yang terbaring lemah disana, apa kau kedinginan? Oh ya, sudah sebulan aku tidak mengunjungimu ya? Apa kamu merindukanku sedalam aku merindukanmu? Tidak usah dijawab! Aku tidak ingin mendengar jawaban dingin itu! Begini saja, besok aku akan mengunjungimu, membersihkan rumput-rumput liar yang mencoba menjamah nisanmu. Jangan menolak! Aku punya alasan sederhana untuk menjelaskan pemaksaanku. Aku hanya rindu. Itu saja. Sederhana. Rindu memang selalu sederhana kan?

Tahu gak, film up ?
Wah, ceritanya adalah, ada seorang anak laki-laki bernama Carl, lalu disebuah rumah ia bertemu dengan seorang gadis yang memakai behel, bernama Ellie. Carl dan Ellie memiliki hobi yang sama, yaitu berpetualang, semakin lama, mereka saling suka, hingga saatnya dewasa, mereka pun menikah. Mereka sangat ingin sekali berlibur ke Air Terjun Niagara di Amerika, maka itu mereka harus menabung. Namun setelah beberapa tahun mereka menikah, mereka belum dikarunia oleh seorang anak, karena penasaran, Carl dan Ellie pun ke dokter, untuk memeriksa keadaan Ellie.
Dokter pun mengatakan bahwa, Ellie tidak bisa mempunyai anak, atau kandungan.
Karena stress, Ellie pun sakit, namun Carl bersikeras untuk menghibur Ellie, istrinya itu.
Setelah lama stress, Ellie pun opname, masuk rumah sakit. Carl pun gelisah dengan keadaan istrinya.
 
 
Sampai suatu saat, Ellie pun meninggal dunia, Carl pun sangat sedih, ia terpaksa menabung uang sendiri untuk berlibur ke Air Terjun Niagara, sampai suatu saat ia menjadi tua, dan bertemu dengan seorang anak laki-laki bernama Russel, Russel dan Carl memiliki hobi dan keinginan yang sama.
Russel pun ingin mendapat bros hadiah saat kenaikan tingkat, yaitu harus bertualang.
Beberapa hari kemudian, Carl pun mempunyai ide untuk bisa ke Air Terjun Niagara, yaitu menambahkan balon sebanyak-banyaknya di atas atap rumahnya.
Waw, ternyata bisa terbang, namun saat diperjalanan, mereka banyak melalui rintangan.
Dan ternyata mereka sudah sampai di Air Terjun Niagara! Yey, pasti seru! Dan saat kembali Russel pun mendapat bros hadiah saat kenaikan tingkat dan lulus berkat Carl yang telah membantunya.
 
 

Menurut aku film ini benar-benar bagus.. Di awal film kita disuguhkan dengan sebuah cerita yang kental nuansa film drama. Yeah, kisah cinta Carl Fredricksen (Edward Asner) dan cewek Tomboy bernama Ellie (Elie Docter). Mungkin kisah cinta mereka agak klise karena jaman sekarang udah banyak film-film yang diawali dari sahabat masa kecil, jatuh cinta dan akhirnya menikah. Tapi sang sutradara begitu ahli mengocok perasaan penontonnya, gak tahu nih apa aku terlalu lebay atau gimana soalnya aku nangis begitu liat adegan di awal film itu.. Meski awal ceritanya begitu tapi jangan kira pokok cerita dari film ini juga klise. Cuman di film Up kita bisa liat sekumpulan balon bisa menerbangkan sebuah rumah! Yeah mungkin memang konyol tapi itulah daya tariknya! Penulis film ini bener-bener jenius deh! Mereka berhasil membuat plot cerita yang beda dari film yang lain! Two thumbs up!! :)





I HAVE DIED EVERYDAY WAITING FOR YOU 
DARLING, DON'T BE AFRAID I HAVE LOVED YOU
FOR A THOUSAND YEARS
I LOVE YOU FOR A THOUSAND MORE !!
Newer Posts Older Posts Home



About Me

My photo
Aanisa Rohmi
View my complete profile

Archive

  • ►  2018 (2)
    • ►  June (2)
  • ►  2017 (13)
    • ►  August (1)
    • ►  June (1)
    • ►  May (1)
    • ►  April (4)
    • ►  March (2)
    • ►  February (2)
    • ►  January (2)
  • ►  2016 (21)
    • ►  December (2)
    • ►  November (5)
    • ►  October (1)
    • ►  September (2)
    • ►  August (5)
    • ►  July (2)
    • ►  April (1)
    • ►  March (2)
    • ►  January (1)
  • ►  2015 (3)
    • ►  August (1)
    • ►  July (2)
  • ►  2014 (13)
    • ►  December (1)
    • ►  September (2)
    • ►  August (1)
    • ►  April (2)
    • ►  March (1)
    • ►  January (6)
  • ►  2013 (9)
    • ►  November (2)
    • ►  July (2)
    • ►  May (1)
    • ►  March (4)
  • ▼  2012 (12)
    • ►  July (4)
    • ►  April (5)
    • ▼  January (3)
      • Sepotong Sore dan Hujan
      • Up Movie
      • Quote #14
  • ►  2011 (55)
    • ►  December (3)
    • ►  November (3)
    • ►  October (3)
    • ►  August (8)
    • ►  July (6)
    • ►  June (6)
    • ►  May (5)
    • ►  April (5)
    • ►  March (3)
    • ►  February (5)
    • ►  January (8)
  • ►  2010 (27)
    • ►  December (5)
    • ►  November (7)
    • ►  October (4)
    • ►  September (5)
    • ►  August (4)
    • ►  July (1)
    • ►  March (1)
Powered by Blogger.

Copyright © 2009-2020 Aanisa Rohmi. Created By OddThemes