Aanisa Rohmi

Aku tahu sejak awal bahwa cinta kita langka. Cinta yang jatuh sempurna pada titik yang tak diduga. Cinta yang tercipta dari setiap karakter tulisan yang terbaca. Cinta yang menjelma menjadi nyata dan menggerogoti aku dan kamu, kita. 

Apakah ini bisa disebut cinta? Saat hanya namamu selalu kueja dalam hatiku, walaupun sekalipun aku belum pernah memandang matamu. Apakah ini bisa disebut cinta? Saat aku merindukanmu, walaupun jemari kita belum saling menggenggam hingga detik ini. Apakah ini bisa disebut cinta? Saat frekuensi suara tangismu mengalir melalui mahluk tak berdenyut arteri bernama handphone itu. 

Seberapa pentingkah perjumpaan nyata buatmu? Kita beradu pandang seakan tak ada sekat jarak dan waktu. Aku hanya bisa menerka-nerka, seberapa dalam perasaanmu padaku. Aku hanya bisa mengira-ngira, seberapa dalamkah virus yang kita sebut cinta itu menggerogoti hati dan pikiranmu. Yang aku tahu, cerita kita ada, walaupun begitu langka. 

Mereka mengatakan bahwa perjumpaan nyata itu penting dan harus. Ya, karena tidak mungkin kita hanya bertahan pada suara lembut yang menggugat sepi dan huruf-huruf yang terangkai manis itu. Mereka bilang dunia maya itu abstrak, semua yang berada didalamnya selalu dipertanyakan kenyataannya. Tapi, bukankah cinta itu bisa datang darimana saja, bahkan dari jejaring sosial yang terlihat sepele dan mengenaskan itu. 

Kita memang tak bisa memungkiri keadaan. Ada sekat jarak ratusan kilometer yang membatasi aku dan kamu. Ada gemerisik rindu yang berteriak keras jelas dalam hatiku untuk segera menemuimu, merasakan sinar matamu, dan hangat jemarimu saat menggenggam celah-celah jemariku. 

Walaupun kamu jauh, aku tetap bisa menyentuhmu melalui doa. 
Walaupun kamu jauh, aku tetap bisa merasakan rindu yang begitu hebat mengobrak-abrik isi otakku sehingga bayanganmu semakin melebar dan membesar. Walaupun kamu jauh, kita tetap dapat melihat bulan yang sama, sayangnya aku dan kamu menatapnya dari tempat yang berbeda. 

Persiapkan dirimu saat perjumpaan nyata nanti. Akan aku ceritakan padamu bahwa cinta tak selalu melalui pandangan mata, cinta tak selalu ada karena perkenalan lama, cinta tak selalu tercipta karena perawakan nyata, cinta bisa berada dimanasaja. Bahkan di dunia maya, tempat yang kadang tidak diperlukan logika untuk melogiskannya.



Aku ingin menceritakan kepadamu tentang sebuah kisah. Kisah yang menceritakan kepadamu kenyataan, bukan fiksi dan kebohongan. Karena kisah yang aku ceritakan adalah kisah tentang kita, tentang aku dan kamu.

Kisah ini adalah kisah yang aku ceritakan kepadamu, namun sebenarnya engkaulah yang akan menceritakannya. Karena ini adalah kisah tentang aku didalam dirimu.

Mungkin aku adalah manusia yang tak berarti didalam kehidupanmu, yah aku tahu. Dan aku ingin engkau tahu, walaupun aku sangat berharap untuk bisa membuat diriku menjadi berarti untukmu, tapi aku tak ingin menjadi manusia yang berarti bagimu.

Aku ingin, dirimu sendirilah yang membuat diriku menjadi berarti bagimu, bukan karena aku yang seolah memaksamu untuk membuat diriku berarti untukmu. Aku tak akan merasa tak nyaman walaupun engkau tak menganggapku berarti, namun aku akan merasa tak nyaman ketika engkau memaksa agar diriku berarti untukmu. Aku akan menerima apapun perasaanmu kepadaku, apapun itu yang berasal dari hati nuranimu.
Karena aku tahu, segala perbuatan ketika aku hidup adalah kejujuran yang tak akan mampu dibohongi oleh hati dan perasaan tentangmu kepadaku. Segala perbuatan diriku sendiri  akan tetap baik apabila baik, dan akan tetap buruk apabila buruk. Semua itu, kehidupanku sendiri adalah kenyataan yang aku buat sendiri.  Dan membuat dirimu membuatnya sendiri tentang diriku.

Semua kisah yang ingin aku ceritakan kepadamu adalah kisah yang akan engkau ceritakan pada dirimu ketika aku telah mati. Indah dan buruknya kisah itu adalah sesuai dengan perbuatanku, peran yang engkau berikan kepadaku didalam kisah itu adalah tergantung perbuatanku, perbuatanku selama aku hidup kepadamu.

Dengan sendirinya. Dengan sendirinya kisah itu akan engkau dapati, dengan sendirinya akan engkau bacakan, dengan sendirinya akan engkau nikmati, akan engkau benci, akan engkau tepuki, akan engkau ludahi, dan entahlah betapa banyak kemungkinan yang akan terjadi. Semua itu karena engkau yang membuat kisah itu dengan sendirinya sesuai perbuatanku, dengan sendirinya…

Sungguh, mungkin saat aku mati, kisah ini akan menceritakan irama skenario itu dengan sendirinya. Dan aku berharap penuh, semoga kehidupan yang aku tulis menjadi kisah indah yang kita tulis meskipun tanpa tinta. Karena warnanya akan engkau curahkan sendiri dari air matamu, ataupun terdendangkan dengan sendirinya sesuai irama nafasmu ketika mengingat diriku.


Di sana pernah ada suatu kisah..

Disana pernah ada ukiran nama...

Disana pernah ada sebuah rasa...

Disana pernah ada segaris jalinan..

Disana pernah ada tetesan air mata..

Disana pernah ada lengkungan senyuman..

Disana pernah ada rentetan masalah...

Yah disana...

Ditempat itu...

DI HATI KECILKU !!
Aku masih mengingatmu. Seperti memori yang tak dapat terhapus begitu saja.
Kau memang pernah masuk ke kehidupanku dan mencabut rasa bahagiaku. Merubah senyum menjadi luka, menghapus tawa dengan dusta.

Begitukah caramu mmbunuh rasaku. Begitukah caramu melukaiku. Menggores hatiku yang tak brdaya, menggapai tertahan.
Apa salahku....??!. Adakah tutur yang melukaimu. 


Adakah tingkah yang mnyakitimu. Adakah sikap yg menyinggungmu. Jawab aku...!! Dengan penjelasan. Bukan dengan senyum licik yang tersungging. Bukan dengan tatapan mata tanpa dosa.

Aku tak mengerti dengan semuanya. Dengan sikapmu yang tiba-tiba menghampasku terpuruk ketidak percayaan. Benarkah kau melakukannya, memfitnahku yang tak mengerti apa-apa. Benarkah itu kau yg melakukannya, benarkah kau yang melukaiku seprti ini.

Aku masih tidak percya. Aku tak mengenalmu. Siapa kamu yang seenaknya meneteskan air mata di pipiku. Di mana dia, dia yang ku sayang. Siapa kamu yang menyayat hatiku tak berdaya. Kau tak mungkin dia, krna dia yang ku kenal tidak akan mnyakitiku seperti ini. Karena dia yang ku kenal tak kan mmbuat air mataku menetes. Siapa kamu yang memakai wajah dan tubuhnya tuk merenggut rasa mnjadi benci.

Aku benci wajahmu, yang tersenyum saat air mata tertetes di pipiku. Aku benci tubuhmu yang seharusnya melindungi tapi melukaiku. Aku tak mengenali jiwamu, yang berubah begitu saja menjadi sosok asing di mataku.

Aku tahu itu wajah yang selalu tersenyum padaku. Aku tahu itu tubuh yang memelukku, dan aku tahu itu tangan yang menggenggamku. Tapi aku tak tahu siapa sosok yang mengisi jiwa itu.

,Aku tahu itu kamu tapi aku tak mengenalmu...
Air mataku terjatuh di derasnya hujan hari itu..
Melupakanmu seperti debu yang terhapus..

KEMBALIKAN DIA YANG DULU ADA DI SENYUMKU

Kali ini aku benar-benar ngerasain sesuatu yang beda .
Aku ga nangis pas dia minta putus, krn yg aku tau dia pasti balik lagi ke aku .
Iya aku jalanin hari-hari aku biasanya, sebelum putus kita lost contact, 2 hari . Tapi malam itu, iya malam yang aku kira dia kembali ke aku, tapi kenyataan malah berlawanan . Dia ninggalin aku, aku gatau maksud dia apa dia cuma ngomong "kita sahabatan aja ya?" Mungkin kalo dia liat tampang aku yang ngelongo gitu dia bakal ketawa, tapi sayang ini lewat telpon, dia ga liat ekspresi aku . Aku coba ngomong "maksudnya apa?" "Kita sahabatan ya" dan itu terulang sampe 3 kali, nandain kalo ini memang benar-benar berakhir .

Sebelumnya aku minta maap, aku cerita ini semua . Karena yang aku tau, aku cerita lewat blog ini aku bisa luapin semua emosi aku ke pembaca . Agar mereka tau, pengalaman ku yang udah di tulis rapi oleh Allah .

Kadang aku berpikir, buat apa seseorang datang tapi pada akhirnya dia harus ninggalin kita? Untuk apa semua ini? Bahkan kalo dipilih lebih baik aku ga pernah ngerasain sayang gini .

Yah, you know what? Aku nulis ini sambil nangis, pertama kalinya nangis setelah percakapan telepon yang lalu . Subuh ini, dengerin lagu yang mengingatkan semuanya, baca sms dia yang aku simpan di folder tersendiri, yang menurut aku benar-benar bikin aku senang, isinya 551 pesan ! Aku gatau aku bego atau ga, tapi pesan dia, foto dia, rekaman suara dia, belum aku hapus .

kalo kamu baca entri ini, aku cuma mau bilang, maap aku ga bisa jd seperti yg km pikirkan, soal kamu bohong sama aku, aku gpp . Aku harus akui sangking aku syg sma km aku harus relain beberapa yang aku miliki . Kadang itu diluar kemauanku, tapi aku udah ikhlas . Aku gamau ganggu kamu, aku gamau di bilang saiko, aku gamau terlihat ngemis-ngemis sama kamu . Karena yg aku tau, aku syg sama km . Makasih buat semuanya . Langgeng ya sama dia .
Newer Posts Older Posts Home



About Me

My photo
Aanisa Rohmi
View my complete profile

Archive

  • ►  2018 (2)
    • ►  June (2)
  • ►  2017 (13)
    • ►  August (1)
    • ►  June (1)
    • ►  May (1)
    • ►  April (4)
    • ►  March (2)
    • ►  February (2)
    • ►  January (2)
  • ►  2016 (21)
    • ►  December (2)
    • ►  November (5)
    • ►  October (1)
    • ►  September (2)
    • ►  August (5)
    • ►  July (2)
    • ►  April (1)
    • ►  March (2)
    • ►  January (1)
  • ►  2015 (3)
    • ►  August (1)
    • ►  July (2)
  • ►  2014 (13)
    • ►  December (1)
    • ►  September (2)
    • ►  August (1)
    • ►  April (2)
    • ►  March (1)
    • ►  January (6)
  • ►  2013 (9)
    • ►  November (2)
    • ►  July (2)
    • ►  May (1)
    • ►  March (4)
  • ►  2012 (12)
    • ►  July (4)
    • ►  April (5)
    • ►  January (3)
  • ▼  2011 (55)
    • ►  December (3)
    • ►  November (3)
    • ►  October (3)
    • ►  August (8)
    • ►  July (6)
    • ►  June (6)
    • ►  May (5)
    • ►  April (5)
    • ►  March (3)
    • ▼  February (5)
      • Cerita Kita
      • Kisahku
      • DI Sana !!
      • Kembalikan DIA
      • I'm gone
    • ►  January (8)
  • ►  2010 (27)
    • ►  December (5)
    • ►  November (7)
    • ►  October (4)
    • ►  September (5)
    • ►  August (4)
    • ►  July (1)
    • ►  March (1)
Powered by Blogger.

Copyright © 2009-2020 Aanisa Rohmi. Created By OddThemes