Aanisa Rohmi

Ada yang tak bisa kita ubah; ketetapan-Nya. Walau sama-sama kita junjung mimpi ke langit-Nya, biar kita terbangkan doa sampai tak terhitung lagi jumlahnya, jika sudah ketetapan-Nya, sedikit pun takkan bisa kita ubah.

“Siapa yang akan berakhir menemani perjalanan panjang ku nanti?”
Pertanyaan seperti itu mungkin yang paling sering terpikir di kepala. Iya, terpikirkan, bukan sengaja dipikirkan. Karena sejatinya sudah menjadi hal yang lumrah bagi setiap kita memiliki keinginan untuk dibersamai. Hampir tak ada yang ingin benar-benar sendiri.

Sebut saja satu nama di dalam kepalamu. Sebut saja satu nama. Semoga kelak kamu dibersamakan Tuhan dengannya. Berdo’a saja semoga Tuhan menyatukan hati kalian berdua.
Jika pun tidak, Tuhan akan menggantinya dengan seorang yang terbaik menurut-Nya. Terima saja ketetapan-Nya. Terima saja apa yang ada.

Ada satu hal yang perlu kamu ingat, bahwa apapun yang Tuhan takdirkan atasmu, itu selalu yang terbaik. Selalu.

Maka boleh saja kamu berdo’a agar dibersamakan dengan satu nama yang tadi kamu sebut di dalam kepala. Tapi akhirilah juga dengan do’a…
“Semoga yang terbaik menurut kita, juga terbaik menurut-Nya.”
— @hilwanf


Berdo’a saja seperti itu. Lalu serahkan jawaban atas masa depanmu hanya kepada-Nya.














GIVE AND TAKE.

Mungkin hukum ini sudah sangat familiar bagi kebanyakan orang. Kalau kata orangtua saya memberi itu ya harus ikhlas, tapi sejujurnya kadang saya masih suka kepikiran atau bahasa kasarnya suka setengah-setengah kalo masalah memberi. Mungkin kamu juga merasakan hal seperti itu? Kalau saya dan kamu merasakan hal yang sama mungkinkah kita berjodoh? Lah, ngapa saya jadi ngelantur hehe.

Memang sih awal-awalnya agak terpaksa dan suka kepikiran. Tapi percaya deh, kalo lingkungan kamu mendukung dan sudah terbiasa untuk memberi kedepannya pasti bisa belajar ikhlas. Nah kalau udah di tahap ikhlas nih pasti gak kepikiran lagi berapa uang atau barang yang sudah dikeluarkan untuk diberikan kepada orang lain, atau gak kepikiran lagi apa timbal balik yang akan didapat. Bawaannya ikhlas aja. Cukup dengerin kata "terima kasih" atau melihat sebuah senyuman aja rasanya udah senang dan tentram, rasanya seperti "wah saya hidup ini juga ada gunanya untuk orang lain".

Saya benar-benar bisa merasakan betapa hebatnya hukum give and take di alam ini. Selalu adaaaaaaaaaa aja timbal baliknya setiap memberi, apalagi kalo benar-benar ikhlas. Dan kadang juga dibalas dengan doa, ternyata benar doa yang ikhlas itu sangat mujarab.

Dan saya sangat berterima kasih kepada siapapun yang sudah menyempatkan waktunya untuk berdoa dan mengucapkan berbagai pengharapan untuk saya kepada sang Pencipta. Ah, hanya itu yang saya butuhkan sekarang. Doa yang ikhlas dari kamu. Eaaa.

Anyway, berhubung sekarang kita hidup di jaman teknologi, coba deh follow akun-akun yang bikin kamu “ngeh” untuk selalu bersyukur, seperti akun bakti sosial atau yang mengarah ke kepedulian terhadap lingkungan atau meningkatkan kualitas kehidupan. Walaupun kadang postingannya terabaikan, minimal kamu sudah ada niat untuk menjadi lebih baik lagi dengan follow akun yang baik. Semua hal berawal dari niat kan? Betul tidak?

Coba belajar untuk hidup sederhana, lihat ke bawah aja yuk pasti lebih bisa bersyukur. Hidup itu jangan terlalu WAW. Dikasih paha mintanya dada. Eh. Hehe udah deh, bahaya kalo keterusan, saya mah apa atuh ya, hanya manusia yang sedang belajar memperbaiki diri.

Tulisan ini untuk papa. Sosok yang sangat valueable karena ia adalah seorang investor dalam hidup saya. Papa saya menginvestasikan waktu, usaha, bahkan uangnya untuk menunjang kehidupan sebuah keluarga.

Walaupun terkadang waktunya banyak ia habiskan di ruangan kantor yang monoton, tapi pulangnya yang saya tunggu-tunggu. Saya merasakan papa membawa oleh-oleh sebuah kelelahan sehabisnya bekerja. Dan tentu saja saya, adik-adik, dan mama bekerja sama mengerjakan sebuah misi layaknya avengers untuk membuat papa tersenyum dan tertawa hingga kelelahan itu sirna.

Andai saya magician. Lalu mengatakan sebuah mantra.
"Pada hitungan ketiga, rasa kelelahan papa akan menghilang. 1.. 2.. 3.."
Waw, saya pasti akan menjadi manusia yang sangat berguna bagi nusa dan bangsa terutama bagi keluarga, karena dapat membantu menghilangkan kelelahan dan beban pikiran hanya dengan seperkian detik. (ah, lagi-lagi imajinasi saya menggeliat keluar dari zonanya).

Oh iya. Dahulu, saat saya sekolah bahkan hingga sekarang ada 1 mantra papa untuk saya dan adik-adik yang terkadang membuat kami tertawa.
"Nomor 1 ya nak, jadi presiden"
Iya. Selalu seperti itu. Entahnya saat itu juga saya merasa tersihir dengan mantra papa dan bergegas sekolah untuk menjadi nomor 1 di sekolah. (nomor 1 di absen, eaaaaaa....)


"Kalau papa terawang nih ya, nanti kamu bakal jadi orang kaya dan sukses"
Lagi dan lagi papa bertingkah seakan dapat menerawang. Bahkan saya sudah berkali-kali mendengar papa berbicara seperti itu, dan anehnya tidak pernah ada rasa bosan. Saya hanya tersenyum tersipu malu dan mengamini. Dan saya pun tersadar, papa punya cara tersendiri untuk memberi motivasi dan menyampaikan doanya kepada anaknya.

Terima kasih untuk semua papa-papa diluar sana yang menjadi investor bagi anaknya sendiri. Mencari nafkah dan menyembunyikan segala kelelahan dibalik badanmu yang menurut kami itu kekar. (Ade Rai mah lewat).

Udah. Cukup sekian. Sebenarnya masih banyak cerita lainnya mengenai keluarga saya, tapi hari ini saya ada jadwal ngedate dengan papa. Ini hari pertama papa menikmati libur cuti bersama lebaran. (cieee... bisa-bisa nempel mulu tuh badan di ranjang).

Anyway, jangan lupa sisihkan waktu untuk orangtua yang umurnya semakin berkurang. Cium tangannya dan kecup keningnya. Kalau bisa sih tambahkan backsound lagu romantis bak drama korea. Uuhhhh, so sweet!
Rutinitas saya agak monoton.
Setiap pagi saya tidak absen untuk membuat dan meminum cappucino good day.

Kamu tahu kekurangan saya yang lain?
Saya termasuk individu yang susah berpaling dari hal yang saya suka dan rela dibunuh oleh rasa bosan untuk merasakan hal yang sama setiap harinya.

Maka dari itu, saya tidak bosan untuk meminum cappucino itu setiap hari.
Walaupun rasa minuman itu pahit, namun saya bisa menikmati setiap kepahitannya dan tidak berniat untuk berpaling ke hal lain yang memiliki rasa lebih manis.
Sama halnya dengan kisah kita, walaupun pahit, saya selalu ingin merasakannya setiap hari.
Barangkali kamu ingin menemani saya menikmati minuman favorit saya di setiap pagi ini?

Hmmm????
Ah sudahlah, tidak perlu dijawab. Kamu bukan penikmat rasa pahit.
Cukup saya saja yang menikmatinya secara individual.





Starring : Fatur, Michael, Yoel, Valen, Anjar, Kemmal, Eka, Aldi, Naras, Mutia, Suci, Atika, Iin , Ashma dan Aanisa

Location : Kedai Roti Bakar 543 Malang
PS : Foto ketiga adalah foto orang yang kalah main Uno, alhasil wajah dihiasi lipstik merah Naras




Starring : Eka, Aanisa, Iin, Kemmal, dan Anjar
Location : Gedung Utama Fakultas Ekonomi & Bisnis
Spot foto yang paling hits untuk mahasiswa FEB UB
Anyway, selamat Iin Manoppo atas gelar sarjana ekonominya







Starring : Eka dan Aanisa
Location : Starbucks MX Mall Malang
Karena kegabutan di malam minggu menghasilkan foto yang bisa dikenang





Starring : Alzi, Atika, Fatimah, Ashma, Dian, Dea, Rena, Pangrae, Mutia, Aanisa, Fathur
Location : Gedung Utama Fakultas Ekonomi & Bisnis
Selamat Anggie Rena atas gelar sarjana ekonominya.
Older Posts Home



About Me

My photo
Aanisa Rohmi
View my complete profile

Archive

  • ▼  2018 (2)
    • ▼  June (2)
      • Yang Terbaik
      • When I Was Child (Photo)
  • ►  2017 (13)
    • ►  August (1)
    • ►  June (1)
    • ►  May (1)
    • ►  April (4)
    • ►  March (2)
    • ►  February (2)
    • ►  January (2)
  • ►  2016 (21)
    • ►  December (2)
    • ►  November (5)
    • ►  October (1)
    • ►  September (2)
    • ►  August (5)
    • ►  July (2)
    • ►  April (1)
    • ►  March (2)
    • ►  January (1)
  • ►  2015 (3)
    • ►  August (1)
    • ►  July (2)
  • ►  2014 (13)
    • ►  December (1)
    • ►  September (2)
    • ►  August (1)
    • ►  April (2)
    • ►  March (1)
    • ►  January (6)
  • ►  2013 (9)
    • ►  November (2)
    • ►  July (2)
    • ►  May (1)
    • ►  March (4)
  • ►  2012 (12)
    • ►  July (4)
    • ►  April (5)
    • ►  January (3)
  • ►  2011 (55)
    • ►  December (3)
    • ►  November (3)
    • ►  October (3)
    • ►  August (8)
    • ►  July (6)
    • ►  June (6)
    • ►  May (5)
    • ►  April (5)
    • ►  March (3)
    • ►  February (5)
    • ►  January (8)
  • ►  2010 (27)
    • ►  December (5)
    • ►  November (7)
    • ►  October (4)
    • ►  September (5)
    • ►  August (4)
    • ►  July (1)
    • ►  March (1)
Powered by Blogger.

Copyright © 2009-2020 Aanisa Rohmi. Created By OddThemes