Beban Anak Perantauan

Hay Guys!
Sudah lama gak posting entri baru.
Aku kangen banget sama blog ini, kangen tulisanku yang aku baca berkali-kali.
Kangen kamu yang baca blog ini heheee.

Selama aku jadi mahasiswa banyak yang berbeda.
Terutama pola pikiran aku. Aku gak tau ini efek tambah usia atau karena aku udah jadi mahasiswa.
Well, karena aku kuliah di Malang, jauh dari orang tua, maka udah semestinya semua apapun urusan, masalah, dan apapun yang terjadi harus aku hadapi.
Sebenarnya gak enak loh jauh dari orang tua. Rasanya tuh kalo udah di Malang aku seperti bawa beban yang beratnya tuh gak terkira banget.
Kenapa aku bisa ngomong gitu? Karena orang tua aku kasih kepercayaan yang sangat sangat besar ke aku.
Orang tua aku selalu ingatin tujuan aku ke Malang itu untuk mencari ilmu. Bukan yang lain.
Jadi, otomatis yang tertanam di otak aku itu ya mencari ilmu.

Aku sempat iri sama mereka-mereka yang bisa jalan, bisa menghabiskan uang, bisa kemana aja.
Sedangkan aku, untuk keluarin uang aja aku harus pikir-pikir lagi.
Alhamdulillah keluarga aku termasuk keluarga yang keadaannya jauh lebih dari cukup untuk membayar tagihan, spp dan keperluan sehari-hari.
Bahkan papa aku juga sering nawarin tambahan uang.

Tapi, kembali diri masing-masing aja. Kita sebagai anak yang semuanya dibiayain oleh orang tua gak mau nambah beban orang tua disana.
Rasanya kalau udah dikasih uang bulanan trus kita minta uang tambahan lagi itu rasanya gagal aja.
Gagal untuk bisa jadi dewasa, gagal untuk mengontrol keinginan kita.

Yang paling menegangkan dan menakutkan itu setelah kita ulangan semester.
Dimana saat nilai-nilai kita keluar, bertebaran dimana-dimana.
Aku paling takut saat nilai keluar, aku takut kalau aja ada nilai aku yang jelek banget.
Rasanya tuh gagal banget. Rasanya juga takut.
Aku sebagai anak perantauan punya kewajiban untuk memberikan nilai yang baik buat keluarga aku.
Beban itu semakin berat kalau tau-tau kamu pulang dengan nilai yang jauh banget dari keinginan orang tua kamu.

Malu aja gitu. Biaya kuliah dan biaya bulanan kita, dan lain-lain itu sudah dipenuhi oleh orang tua kita.
Lalu kita sebagai anak cuma kasih nilai yang jelek.
Coba kamu bayangin!! Intinya aku disini cuma mau ingatin aja sebagai anak perantauan kita harus pikir 2 kali untuk melakukan sesuatu, bahkan harus berulang-ulang sih menurut aku.



Share:

0 comments